I.
PENDAHULUAN
Manusia
pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses
perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan
selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai
sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan
kemudian meninggal.
Masa
prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
yaitu disaat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu. Namun, masih
banyak orang yang cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis
dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan dari
mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis
anak pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk
karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Melihat
keadaan yang demikian, tentu sangat perlu untuk segera diluruskan. Inilah yang
menyebabkan perkembangan masa prenatal perlu untuk dipelajari. Karena
begitu pentingnya memahami masa perkembangan prenatal, maka dari itu dalam
makalah kali ini penulis mencoba menjelaskan secara mendalam mengenai masa
perkembangan prenatal, dengan harapan dapat menambah pengetahuan yang berguna bagi
kehidupan para pembaca dan penulis khususnya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimanakah
Konsep Perkembangan Masa Prenatal?
B.
Apa Saja
Tahapan-Tahapan dalam Perkembangan Masa Prenatal?
C.
Apa Saja
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal?
III.
PEMBAHASAN
Periode prenatal
atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai
sejak konsepsi, yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi
oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini
pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum
lahir. Di lihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan
periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode
inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu.[1]
Perkembangan
pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur
tubuh. Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya,
baik fisik maupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini
merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak
yang percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode
ini merupakan masa di mana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya
psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan
dapat mengakhiri suatu perkembangan. [2]
Jauh sebelum
para ahli psikolog dari Barat meneliti dan mengakui adanya perkembangan
indivividu pada masa prenatal, para psikolog Timur (psikolog Islam) telah lebih
dulu menempatkan masa prenatal sebagai periode awal perkembangan individu.
Karena adanya beberapa ayat al-qur’an yang menjadi landasan psikolog
islam, yang telah memberikan sejumlah informasi tentang telah dimulainya
kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya.
Secara tidak
langsung juga telah disebutkan bahwa selama periode prenatal ini, individu
tidak hanya mengalami perkembangan secara fisik melainkan perkembangan secara psikologis.
Para ahli
psikologi perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia dimulai dari pertemuan
antara sperma laki-laki dan sel telur wanita. Sel sperma laki-laki bertemu atau
bergabung dengan sel telur wanita sehingga menghasilkan satu bentuk sel yang
terbuahi, yang disebut dengan zigot (zygote),
dalam psikologi islam disebut dengan ”nuthfah”.
Dengan demikian,
dapat dipahami bahwa sel-sel sperma dan sel-sel telur pada dasarnya memiliki daya
hidup atau energi kehidupan (dalam psikologi islam di sebut hayat).
Semua ini memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan
manusia di mulai dari masa prenatal, yakni sejak terjadinya pembuahan sel telur
wanita oleh sperma laki-laki kemudian menghasilkan zigot (zygote).[3]
B.
Tahap-Tahap dalam Perkembangan Masa Prenatal
1. Perspektif Islam
Para ahli psikologi Islam membagi
periode prenatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
Surat Al-Mukminun ayat 12-14 berikut.
Dan
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (sulalatin min
thin) dari tanah (12). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (nuthfah) yang
disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air mani (nuthfah) itu
kami jadikan segumpal darah (mudghah), lalu segumpal darah (‘alaqah) itu kami
jadikan segumpal daging (mudghah), dan segumpal daging (mudghah) itu kami
jadikan tulang belulang (‘idhom), lalu tulang belulang (‘idhom) itu kami
bungkus dengan daging (lahm). Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14).
Tahap-tahap perkembangan masa
prenatal berdasarkan al-quran seperti yang dijelaskan pada ayat di atas dapat
diuraikan lebih jelas sebagai berikut.
a.
Tahap Sulalatin min thin (saripati tanah)
Pada
tahap ini manusia makan dari hasil bumi dan ketika saripati tanah masuk ke
dalam tubuh manusia, saripati itu lantas dipakai tubuh sebagai starting
materials dalam proses metabolisme pembentukan nutfah di dalam
sel-sel reproduksi.
b.
Tahap Nuthfah
Kata
nutfah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau setetes mani. Kata
yang biasa digunakan hampir serupa dengan nutfah adalah nutfatin
amsyaaj, atau setetes mani yang bercampur. Ini berarti pencampuran dua nutfah
atau benih yaitu dari laki-laki (sperma) dan dari perempuan (sel telur,
ovarium).
Nutfah juga disebut
sebagai air yang hina (maa’in mahiin, Surah al-Mursalat/77: 20) atau air
yang terpancar (maa’in daafiq, Surah at-Taariq/86: 6). Menurut hitungan
para ahli, sperma yang keluar dalam satu kali ejakulasi berjumlah jutaan ekor.
Akan tetapi dari jumlah sebanyak itu, hanya satu yang dapat melakukan
pembuahan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah perubahan yang cepat pada
indung telur. Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah
sperma lain untuk ikut melakukan pembuahan.
c.
Tahap ‘Alaqah
Setelah
lima jam dalam bentuk zigot, kemudian zigot tersebut membelah diri tanpa
merubah ukuran dan bergerak melalui tabung yang menghubungkan indung telur dan
rahim. Zigot selanjutnya menempelkan diri di dinding rahim.
Proses
pembuahan dan perjalanan zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim yang memerlukan
waktu hingga enam hari. Zigot tetap menempel pada dinding rahim dan tumbuh
hingga hari ke -15 ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
‘Alaqah merupakan
bentuk praembrionik yang terjadi setelah pencampuran sperma dan ovarium. ‘Alaqah
oleh para ilmuwan disamakan dengan lintah karena hidupnya tergantung pada
darah ibunya. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika
jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak seperti segumpal
darah.
d.
Tahap Mudhghah
Embrio
berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke permulaan tahapan mudgah pada
hari ke 24 atau 26. Waktunya relatif lebih cepat ketimbang perubahan dari tahap
nutfah ke ‘alaqah .
Tahapan
mudgah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang
luar biasa. Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan
yang sudah maupun yang belum mengalami diferensiasi.
Pada
minggu ke-5, jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta,
suatu bentuk tabung yang masuk ke dalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen
serta makanan dari darah ibu ke tubuh janin. Tahapan mudgah berakhir
pada minggu ke-6, kurang lebih pada hari ke-40.
e.
Tahap ‘Idzaman
Tahap
pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti
daging atau permen karet dengan lekukan dan tonjolan seperti digigit—masa mudgah,
dengan cepat berubah menjadi sesuatu dengan bakal orang yang mulai tampak,
walaupun bentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Kemudian dalam waktu
singkat—beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuk tulang-tulang yang
merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.
Pada
minggu ke-7, bentuk manusia semakin nyata dengan bermulanya pembentukan
kerangka. Masa ini—sekitar hari k-40 hingga 45—adalah garis batas yang
membedakan masa mudgah dan bentuk manusia. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45 adalah hari-hari yang sangat
penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah bentuk
menjadi bentuk manusia. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip
manusia setelah pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot dan daging.
f.
Tahap Lahman
Dengan selesainya masa pembalutan tulang dengan lahm
(otot dan daging), bentuk semakin jelas. Otot mengambil posisi di
sekeliling tulang di sekujur tubuh. Dengan demikian kata “memberi pakaian”
kepada tulang yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah tepat adanya. Bagian-bagian
tubuh embrio yang semula terpisah-pisah telah saling terhubung. Seiring dengan
selesainya fase pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat digerakkan.
Pembungkusan
tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru dalam perkembangan anak
manusia. Seiring usainya proses myogenesis (pembentukan otot), embrio
mulai dapat bergerak. Masa ini, dimulai pada akhir minggu ke-7 dan berakhir
pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir pembentukan embrio, atau
dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase embriologi ini segera
diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang dalam Al-Qur’an
dibahasakan dengan nasy’ah alias perkembangan.
g.
Tahap Takhalluq (masa perkembangan)
Pada
akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini jauh lebih
cepat ketimbang tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi makhluk lain
saat ukuran kepala, tubuh, kaki dan tangan mulai mencapai ukuran proporsional.
Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10, organ kelamin bagian
luar sudah mulai terbentuk. Tulang yang semula terdiri atas unsur-unsur lunak
berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari
tangan juga sudah dapat dibedakan pada minggu ini.
Berat
janin meningkat signifikan pada minggu-minggu ini seiring perkembangan otot dan
dagingnya. Pada saat ini janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk
menangkap sesuatu, menendang dengan kakinya atau bahkan melakukan salto. Pada
saat ini pula janin sudah dapat melakukan apa yang diingininya.
Pada
tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim
sejak berumur sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan.
Namun, tentunya ini terjadi bila sistem pernafasan dan syarafnya berfungsi
normal.[4]
2. Perspektif Barat
Pada umumnya ahli psikologi Barat
membagi periode prenatal atas tiga tahapan yaitu tahap germinal atau zigot,
embrionik, dan janin. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode
prenatal ini, berikut akan diuraikan masing-masing.
a.
Tahap Germinal (Germinal Stage) atau Zigot
Tahap germinal, yang sering
juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2
minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel
sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan yang dinamakan dengan
pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma laki-laki bergabung
dengan sel telur perempuan dan menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut
zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk
bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis
mengandung sekitar 60 sel. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung
dan berproses di sepanjang tuba falopi.
Blastokis, yang berisikan cairan,
dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga dibedakan
menjadi tiga lapisan yaitu lapisan atas (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm)
dan lampisan bawah (endoderm). Dari ectoderm berkembang menjadi
rambut, gigi dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar
kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari mesoderm berkembang otot,
tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta
kulit lapisan dalam. Sementara itu, endoderm menjadi sistem pencernaan,
hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta,
tali pusar dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis.
Setelah beberapa hari—kira-kira
seminggu setelah konsepsi—blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang
telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan
peristiwa ini sekaligus menandakan akhir dari tahap germinal dan
permulaan tahap embrio.
b.
Tahap Embrio (Embriyonic Stage)
Tahap yang kedua dari periode
prenatal disebut tahap embrio. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8
minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada
semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis.
Selama periode ini, pertumbuhan
terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal
artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus ke
bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Bagian-bagian dan organ-organ tubuh
yang paling penting seperti kepala, pembuluh darah dan jantung lebih dahulu
berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan
pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai
dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru
ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Di samping itu, dalam periode embrio
ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak
yaitu kantong emniotik, plasenta dan tali pusar. Kantong emniotik berisi cairan
amniotik, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai
pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu
tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan
makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darah.
Sementara itu, tali pusar adalah
suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi
menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusar ini terdiri dari tiga pembuluh
darah besar, satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa sisa
buangan ke tubuh ibu.
Periode ini juga ditandai dengan
suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa pada
umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih
besar dibandingkan dengan bagian-bagian badan lainnya. Pada umur 8-9 minggu, muka,
mulut, mata dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. lengan dan kaki
lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak. Pada tahap ini organ-organ seks juga
mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang.
Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru dan ginjal mulai
terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c.
Tahap janin (Fetus Stage)
Periode ketiga ini disebut dengan
periode fetus atau periode janin. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai
lahir. Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih
proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan
lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial.
Pada bulan ketiga janin secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan
dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.[5]
Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu
ketiga jumlahnya meningkat pesat pada bulan-bulan kedua, ketiga dan keempat.
Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berkembang atau tidak itu
bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu.[6]
Pada bulan keempat dan kelima, ibu
sudah bisa merasakan gerakan-gerakan janinnya seperti menonjok-nonjok atau
menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci.
Pada permulaan bulan ketujuh,
panjang janin kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5kg dan ciri-cirinya
sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu menumbuhi
kepalanya dan mulut mulai menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup,
mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan
ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat.[7]
Pada masa ini pula, janin sudah memiliki kemampuan untuk hidup di luar
kandungan. Akan tetapi, bayi yang lahir di usia kehamilan 7 bulan masih harus
dibantu untuk proses pernapasannya.
Pada 2 bulan terakhir masa
perkembangan prenatal, jaringan lemak terbentuk dan fungsi beberapa organ
seperti jantung dan ginjal mulai meningkat. Pada masa 8-9 bulan, janin tumbuh
semakin besar dan beratnya mulai substansial, sekitar 1,8 kg.[8]
C.
Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal
a.
Kesehatan ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil
dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut
bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit
kelamin dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat.
Demikian pula bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai
dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat
merusak perkembangan janin. Bahkan apabila ibu hamil terserang campak rubella (
campak jerman ), dapat dipastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam
keadaan cacat. Di samping itu sifilis juga merupakan penyakit yang sangat
membahayakan perkembangan masa prenatal. Selain mempengaruhi organeogenesis,
sebagaimana yang diakibatkan oleh campak rubella, sifilis juga merusak organ
setelah organ terbentuk.
Besarnya dampak kesehatan ibu-ibu
hamil terhadap perkembangan masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu
menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh, yang lebih dikenal dengan AIDS.
AIDS adalah penyebab utama kematian peringkat kedelapan dikalangan anak-anak
dari usia 1 hingga 4 tahun pada tahun 1989. Setidak-tidaknya ada tiga cara ibu
yang menderita AIDS menginfeksi anaknya: pertama, selama hamil, melalui
ari-ari. Kedua, selama melahirkan, melalui kontak dengan darah atau cairan ibu,
dan ketiga, setelah melahirkan melalui air susu.
b.
Gizi ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh
terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena
janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh
melalui darah ibunya. Oleh sebab itu makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan
bayi. Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
c.
Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada
obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang
membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa
thalidomide tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu
sangat merusak.
Minuman yang mengandung alkohol juga
merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal. Wanita
pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang
sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan gejala yang disebut
“sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak
dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.
Menghisap rokok oleh wanita hamil
juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan prenatal, kelahiran dan
perkembangan pasca lahir. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan
pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran
prematur dan sindrom kematian bayi yang tinggi dalam proses kelahiran, serta
penyesuaian diri yang buruk.
d.
Keadaan dan ketegangan emosi ibu
Keadaan emosional ibu selama
kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan,
kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis,
antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi
hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran
darah kedaerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat
dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang
relatif tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.[9]
IV.
KESIMPULAN
Masa
prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu.
Tahap-tahap
dalam masa perkembangan manusia menurut ahli psikologi Islam dan Barat terdapat
perbedaan. Para ahli psikologi Islam membagi tahap-tahap masa perkembangan
prenatal sebagai berikut: tahap sulalatin min thin, nuthfah, ‘alaqah,
mudhghah, ‘idzaman, lahman, dan takhalluq. Sedangkan menurut Barat
hanya ada 3 tahap yaitu: tahap zigot, embrio dan janin.
Dalam
masa perkembangan prenatal juga terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi janin seperti: kesehatan; gizi; pemakaian bahan-bahan kimia
dan ketegangan serta emosi ibu.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Tentulah penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi
Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi
Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, terj. Istiwidiyanti
dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga,
2002.
John W.
Santrock, Masa Perkembangan Anak, terj. Verawaty
Pakpahan, Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2009.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Penciptaan Manusia: Dalam Perspektif Al-Quran dan Sains, Jakarta:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2010.
Ani Endriani, Pengertian
Masa Prenatal, http://aniendriani.blogspot.com/2011/02/pengertian-masa-prenatal.html,
diunduh pada tanggal 24 April 2013.
[1]Desmita, Psikologi
Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 69.
[2]Ani Endriani, Pengertian
Masa Prenatal, http://aniendriani.blogspot.com/2011/02/pengertian-masa-prenatal.html,
diunduh pada tanggal 24 April 2013.
[3] Desmita, Op.
Cit., hlm.70-71
[4] Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Penciptaan Manusia: Dalam
Perspektif Al-Quran dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Quran, 2010), hlm. 81-92.
[5] Desmita, Op.
Cit., hlm. 71-73.
[6] Elizabeth B.
Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), hlm. 36.
[7] Desmita, Op.
Cit., hlm. 74.
[8] John W. Santrock,
Masa Perkembangan Anak, terj. Verawaty Pakpahan, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,
2009), hlm. 120.
[9] Desmita, Op.
Cit., hlm. 81-85.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar