Selasa, 14 Mei 2013

Psikologi Perkembangan


PERKEMBANGAN MASA PRENATAL


I.         PENDAHULUAN
Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu disaat manusia belum lahir atau  masih berada di rahim ibu. Namun, masih banyak orang yang cenderung menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan dari mereka tidak melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Melihat keadaan yang demikian, tentu sangat perlu untuk segera diluruskan. Inilah yang menyebabkan perkembangan masa prenatal perlu untuk dipelajari. Karena begitu pentingnya memahami masa perkembangan prenatal, maka dari itu dalam makalah kali ini penulis mencoba menjelaskan secara mendalam mengenai masa perkembangan prenatal, dengan harapan dapat menambah pengetahuan yang berguna bagi kehidupan para pembaca dan penulis khususnya.

Balaghah



الإستعارة التصريحية و المكنية


I. PENDAHULUAN
Menurut catatan sejarah, pada mulanya ilmu balaghah tidak diperinci menjadi beberapa bagian melainkan dicampurbaurkan antara yang satu dengan yang lainnya. Kemudian barulah dipilah-pilah kedalam beberapa bagian pada masa As-Sakaki.
Semenjak itulah sampai sekarang, ilmu balaghah mencakup tiga bagian di dalamnya, yaitu: ilmu ma’ani, ilmu bayan dan ilmu badi’. Dalam pembahasan ilmu bayan terbagi ke dalam beberapa bagian yang salah satunya yaitu tentang Majaz dan itupun terbagi lagi menjadi majaz lughawi dan aqly. Salah satu kajian dalam majaz lughawi yaitu:
الاستعارة، و هي ما كانت علاقته تشبيه معناه بما وضع له.[1]
Dan dapat dipahami secara sederhana sebagai gaya bahasa tasybih yang dibuang salah satu dari musyabbah dan musyabbah bih-nya, serta hubungan antara makna hakiki dan makna majazinya yaitu hubungan langsung.
Dalam pembahasan isti’arah terdapat beberapa kategori yang salah satu akan penulis paparkan lebih lanjut dalam makalah ini yaitu kategori isti’arah berdasarkan penyebutan musyabbah dan musyabbah bih-nya yakni isti’arah tashrihiyyah dan makniyyah.

Senin, 06 Mei 2013

Kesucian Cintamu



Hidup tanpa cinta bagai bumi tanpa mentari. Cinta identik dengan sepasang muda mudi yang tengah dimabuk asmara. Apakah itu cinta suci? Banyak orang yang terjebak oleh cinta. Sejatinya cinta suci adalah cintanya seorang ibu kepada anaknya. Dia mencintainya dengan sepenuh hati. Tak ada imbalan yang diharapkannya.
Bagiku, ibu adalah my hero. Tanpa jasanya mustahil aku dapat menikmati indahnya dunia. Kasih sayang yang diberikannya begitu tulus. Gunung emaspun tak mampu membalas jasa-jasanya. Tak bisa aku bayangkan jika ibu tak lagi di sampingku. Hidup ini akan terasa semu.
Awalnya, aku lebih mencintai ayah karena aku lebih dekat dengannya. Saking dekatnya, aku ingin selalu bersamanya. Namun, setelah aku menginjak remaja, ibu menasehatiku untuk merubah sikap manjaku dan lebih menjaga jarak dengan ayah. Ibu selalu berkata, “ Kamu sudah gede Rul”.