Jumat, 16 Maret 2012

Metamorfosa Jiwa


Mata ini begitu berat untuk kubuka. Tubuh ini begitu sulit untuk aku gerakkan. bayang-bayang semu mengitariku. Siapa mereka? Kabut tebal menempel di kedua mataku. Mereka seperti memanggilku. Tetapi siapa mereka? kenapa memanggilku seperti itu?
“ Amira….”, suara itu terdengar parau di telingaku. Dia terus berdengung hingga merasuk ke dalam jiwaku. Mata ini berusaha menajamkan penglihatan. Cahaya. Cahaya itu semakin mendekatiku. Kabut mulai memudar. Wajah-wajah penuh harap mulai terlihat jelas oleh mataku. Ibu tua berbadan gemuk mendekap tubuhku kuat-kuat. Tetesan air bening dari kelopak matanya membasahi piamaku. Aku hanya diam membisu. Tak kuasa mengucapkan sepatah katapun. Bibir ini terus bergetar. Tak kusadari air bening ini menetes. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semua menangis?